Mata (Saraf Mata)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitwctYlyOp5qGf7sWzzzYGt9FV_NsrQDu3ltMMXcTBi1hXodW_F5kgqDs3nOYMDhYDtA2WGKa34H6hidTVnf1g5iCakTMpxu1-zTPzoybM9d8sxVvMAUNlCWxnPYKgbapCWbhtgjMYwmAG/s1600/62b5041b-d847-6236_zps1afe1d25.jpg)
Benar sekali, semua akan terlihat indah jika
kita dapat melihat apa yang ada dihadapan kita dengan jelas. Dan kita sudah
tidak asing lagi mendengar gombalan “aku mencintaimu dari pandangan pertama”
atau kata popular lainnya “cinta datang dari mata, kemudian turun ke hati”.
Benarkah demikian?? Tapi pada tulisan ini saya tidak akan membahas tentang
“rayuan cinta” itu. Yang pasti kita perlu tahu betapa pentingnya mata, organ
yang terkadang menjadi ciri khas suatu ras, menjadi cantik atau tampan karena
matanya, mata mencirikan kepribadian yang memilikinya dan bahkan kebohongan
seseorang dapat terlihat dari sorot matanya. Setuju atau tidak, kita lihat
fakta tentang mata.
Mata adalah sistem pencitra
yang dimiliki oleh manusia. Cahaya yang di pantulkan (atau dipancarkan) oleh
sebuah benda ditangkap oleh mata melalui suatu sistem biokamera dengan satu
lensa. Di belakang lensa mata akan terjadi bayangan terbalik karena sifat optik
dari lensa. Selanjutnya bayangan ini diubah menjadi sinyal-sinyal biolistrik
oleh retina untuk disampaikan ke otak. Akhirnya orang mendapatkan kesan melihat
benda tersebut setelah otak menangkap dan mengolah sinyal-sinyal tersebut.
Bagian – Bagian Mata
Dari gambar diatas dapat
kita lihat beberapa bagian mata, antara lain: Sklera, konjungtiva, kornea,
koroid, badan siliaris, retina, fovea, bintik buta, iris (selaput pelangi),
pupil, lensa mata, ligamen suspensor, saraf optik, dan otot mata.
Sklera
Sklera merupakan lapisan pembungkus bola
mata yang tersusun atas jaringan ikat kuat berwarna putih buram dan tidak
tembus cahaya. yang berfungsi melindungi dan mempertahankan bentuk bola mata.
Konjungtiva
merupakan selaput mukosa yang tersusun atas epitel tipis yang membatasi bagian
dalam kelopak mata dan bagian depan sklera. Konjungtiva juga menyusun epitel
kornea. Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang
keluar dari kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis.Air mata
mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi
sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam mata.
Konjungtiva
Kornea
Kornea merupakan lapisan transparan yang memungkinkan cahaya
masuk ke dalam mata.
berfungsi membelokkan (membiaskan) cahaya untuk membantu pemfokusan (pemusatan)
cahaya ke retina.
Koroid
Koroid merupakan lapisan sel-sel berpigmen hitam
yang terletak di belakang retina. Lapisan ini berisi banyak kapiler darah yang
memberi nutrisi dan oksigen, terutama untuk retina.
berfungsi mencegah pantulan (refleksi) cahaya di bagian dalam bola mata retina
dengan cara menyerap semua cahaya yang masuk ke mata.
Retina
Retina merupakan lapisan terdalam penyusun bola mata yang tersusun
atas sel-sel saraf serta sel-sel fotoreseptor. yang berfungsi mendeteksi ada
tidaknya cahaya. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan sel-sel
saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak.
Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini
disebut bintik buta.
Bintik Buta
Bintik
buta merupakan bagian kecil pada retina tempat serabut-serabut saraf bertemu
menjadi saraf optik. Bagian ini tidak memiliki sel-sel batang dan sel-sel
kerucut sehingga tidak peka terhadap cahaya
Iris/Selaput Pelangi
Iris nerupakan jaringan berbentuk cakram
melingkar yang terdapat persis di depan lensa. Jaringan ini tersusun atas
serabut otot sirkuler dan radial. Di bagian ini terdapat pigmen yang mengatur
warna mata. iris berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan
mengatur ukuran pupil.
Pupil
Pupil merupakan lubang di tengah-tengah iris
yang memungkinkan cahaya masuk ke mata.
yang berfungsi tempat cahaya masuk ke mata.
Lensa Mata
Lensa
mata merupakan semacam struktur yang transparan, elastis dan berbentuk
bikonkaf.
yang berfungsi mengatur cahaya untuk membentuk bayangan, dan juga membatasi
rongga mata menjadi dua bagian terpisah yang masing-masing berisi cairan
bening (aqueous humour) dan bahan transparan seperti jeli (vitreous humour).
Saraf Optik
Saraf optic merupakan sekumpulan serabut
saraf sensori yang meninggalkan bagian belakang mata. yang berfungsi
membawa rangsang dari retina menuju otak untuk diterjemahkan.
Otot Mata
Otot
mata merupakan otot yang berada di sekeliling bola mata. otot mata ini yang
menggerakkan bola mata. Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera.
Empat di antaranya disebut otot rektus (rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, dan rektus
internal). Otot rektus berfungsi menggerakkan bola
mata ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah. Dua lainnya adalah otot obliq
atas (superior) dan otot obliq bawah (inferior).
Badan Siliaris
Badan siliaris merupakan otot-otot melingkar
dan menjari yang membentuk suatu cincin di sekeliling lensa pada bagian depan
mata, dan biasanya melekat pada lensa melalui ligamen suspensor. berfungsi
mengatur cembung-pipihnya lensa untuk menyesuaikan pemusatan/pemfokusan
cahaya.
Fovea
Fovea merupakan bagian terkecil pada bagian
tengah retina yang tersusun atas sel-sel kerucut.
berfungsi memberikan ketajaman pengelihatan yang tinggi.
Ligamen Suspensor
Merupakan ligamen kuat yang menghubungkan
otot-otot siliaris dengan lensa. yang berfungsi merubah bentuk lensa dengan
kontraksi dan relaksasi otot-otot siliaris.
Mata sebagai fotoreseptor
Sel-sel fotoreseptor di dalam mata terdiri
atas dua jenis, yaitu sel-sel batang dan sel-sel kerucut. Pada manusia,
terdapat sekitar 7 juta sel kerucut dan kurang lebih 125 juta sel batang untuk
setiap mata.Sel-sel batang merupakan sel-sel yang sangat peka terhadap cahaya dengan intensitas rendah. Sel-sel batang berperan dalam proses penglihatan di malam hari atau tempat-tempat gelap untuk menghasilkan ketajaman pengelihatan yang rendah. Sayangnya, sel-sel batang tidak mampu mendeteksi warna. Sel-sel ini tersebar di seluruh retina, kecuali di fovea.
Di dalam sel-sel batang terdapat pigmen fotosensitif rodopsin (warna merah muda atau ungu). Rodopsin hanya 1 jenis, sehingga hanya ada 1 jenis sel batang. Jika rodopsin terpapar atau menyerap cahaya, rodopsin akan terurai menjadi opsin dan retinal. Sebaliknya, jika tidak ada cahaya atau gelap, rodopsin akan terbentuk kembali.
Perlu diketahui bahwa penguraian rodopsin menjadi opsin dan retinal jauh lebih cepat ketimbang pembentukannya kembali. Pada saat rodopsin “menghilang”, sel-sel kerucutlah yang digunakan untuk proses melihat. Dalam keadaan gelap total, butuh sekitar 30 menit untuk membentuk kembali rodopsin sehingga kita dapat melihat. Itulah sebabnya kita tidak dapat langsung melihat dengan jelas ketika beralih dari tempat terang ke tempat yang sangat gelap.
Berbeda dengan sel-sel batang, sel-sel kerucut peka terhadap intensitas cahaya yang tinggi dan perbedaan panjang gelombang sehingga berperan dalam proses penglihatan di siang hari atau di tempat-tempat terang. Sel-sel kerucut menghasilka penglihatan dengan ketajaman yang tinggi. Sel kerucut hanya terdapat di fovea.
Di dalam sel-sel kerucut terdapat pigmen fotosensitif iodopsin. Berdasarkan bentuknya, iodopsin dibagi 3. Masing-masing peka terhadap panjang gelombang cahaya yang berbeda. Ketiga jenis iodopsin tersebut peka terhadap warna merah, miru dan hijau. Karena itu maka sel-sel kerucut mampu mendeteksi warna.
Berdasarkan iodopsin yang dikandungnya, sel-sel kerucut terbagi atas tiga jenis, yaitu sel kerucut biru, sel kerucut hijau, dan sel kerucut merah. Nama-nama tersebut berdasarkan warna cahaya yang diserap oleh sel-sel kerucut. Warna yang dilihat mata bergantung pada kandungan spektral (komposisi panjang gelombang), misalnya cahaya dengan kandungan spektral tinggi pada daerah 700 nm akan menunjukkan warna merah. Jika semua gelombang dalam daerah cahaya tampak memiliki energi seragam, maka akan terlihat warna putih.
Mekanisme
Proses Melihat
Cahaya yang masuk pertama-tama
akan melewati selaput kornea sebagai lapisan terluar dari mata. Selanjutnya
cahaya akan diteruskan ke dalam rongga mata oleh pupil. Pupil adalah lubang di
tengah bola mata yang dibentuk oleh iris. Fungsi iris sama seperti diafragma
pada kamera, yaitu untuk mengatur banyak dan sedikitnya cahaya yang masuk ke
dalam rongga mata. Saat cahaya tersedia banyak, maka iris akan membuat pupil
mengecil agar cahaya yang masuk tidak berlebih. Sementara saat cahaya yang
tersedia sedikit, maka iris akan membuat pupil melebar sehingga cahaya yang
masuk akan semakin banyak.
Setelah melalui pupil, cahaya akan menuju
lensa mata yang menjadikan bayangan benda menjadi nyata, tegak dan diperkecil.
Selanjutnya bayangan benda akan jatuh pada retina tepat di bintik kuning.
Bayangan benda kemudian akan diteruskan ke pusat saraf (otak) dan di otak,
bayangan benda dikembalikan ke bentuk semula, sehingga kita mendapat kesan
melihat. Sebaliknya, bayangan suatu benda akan tidak nampak, jika pembiasan
cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina.
Kelainan
– kelainan pada mata
Miopi atau rabun jauh merupakan kelainan
yang disebabkan karena bola mata terlalu panjang atau kornea terlalu bulat,
sehingga benda/objek yang jaraknya jauh akan jatuh/difokuskan ke depan retina.
Untuk dapat melihat secara normal, penderita miopi membutuhkan kacamata
berlensa cekung (negatif). Lensa cekung menyebarkan cahaya agar bayangan bisa
terfokus tepat di retina.
Hipermetropi
Hipermetropi atau disebut juga
rabun dekat, merupakan kebalikan dari miopi. Kelainan ini disebabkan karena
bola mata terlalu pendek/kecil atau lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan
benda jatuh di belakang retina. Untuk dapat melihat secara normal, penderita
hipermetropi membutuhkan kacamata berlensa cembung (positif). Lensa cembung
mempersempit berkas cahaya sehingga bayangan benda yang dekat jatuh tepat pada
retina.
Presbiopi
Presbiopi atau disebut juga mata tua,
terjadi seiring dengan proses penuaan. Pada umumnya kelainan ini terjadi pada
orang-orang yang berusia di atas 45 tahun. Karena faktor usia, elastisitas
lensa mata semakin berkurang sehingga menjadi cukup kaku dan daya akomodasinya
pun berkurang. Untuk menolong penderita, bisa digunakan kacamata berlensa
rangkap (bifokal) yang terdiri atas lensa negatif dan lensa positif.
Astigmatis
Astigmatis merupakan kelainan yang terjadi
karena kornea mata memiliki kecembungan yang tidak merata sehingga berkas
cahaya yang masuk ke mata tidak merata pembiasannya. Penderita astigmatis daat
dibantu dengan kacamata berlensa silindris (memiliki beberapa fokus), yaitu
kacamata yang diasah secara khusus sehingga dapat mengimbangi ketidakmerataan
itu.
Katarak
Katarak adalah kelainan pada mata yang
diakibatkan karena adanya pengapuran pada lensa mata. Katarak hanya bisa dihilangkan dengan jalan
operasi.
Buta Warna
Buta warna diyakini berhubungan dengan
kurangnya sel-sel kerucut tertentu pada retina, misalnya buta warna merah dan
hijau yang disebabkan karena tidak adanya sel-sel kerucut merah dan hijau pada
retina.
Rabun Senja
Rabun senja merupakan kelainan pada mata
yang disebabkan karena kurangnya pigmen rodopsin yang berguna untuk
pengelihatan pada saat cahaya redup. Hal ini disebabkan karena kurangnya asupan
vitamin A yang merupakan bagian dari pigmen rodopsin.
Glaukoma
Glaukoma adalah munculnya
lingkaran hijau pada iris karena tekanan di dalam mata meningkat. Penyakit ini
hanya dapat disembuhkan dengan operasi.
Artikel Lainnya: penyakit saraf, gangguan sistem saraf, penyakit stroke, sistem saraf, saraf terjepit, penanganan penyakit saraf, penyakit jantung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar