Selasa, 05 November 2013

Mata (Saraf Mata)

Mata (Saraf Mata)


“Benda yang berada di dalam plastik dan gambar luarnya pasti terpengaruh oleh seniman yang membuatnya. Jika Anda ingin lebih tahu, maka hal yang harus Anda lakukan adalah melihatnya! Hal yang pertama dan terakhir saya lakukan adalah menggunakan mata saya! (Wyndham Lewis) 
Benar sekali, semua akan terlihat indah jika kita dapat melihat apa yang ada dihadapan kita dengan jelas. Dan kita sudah tidak asing lagi mendengar gombalan “aku mencintaimu dari pandangan pertama” atau kata popular lainnya “cinta datang dari mata, kemudian turun ke hati”. Benarkah demikian?? Tapi pada tulisan ini saya tidak akan membahas tentang “rayuan cinta” itu. Yang pasti kita perlu tahu betapa pentingnya mata, organ yang terkadang menjadi ciri khas suatu ras, menjadi cantik atau tampan karena matanya, mata mencirikan kepribadian yang memilikinya dan bahkan kebohongan seseorang dapat terlihat dari sorot matanya. Setuju atau tidak, kita lihat fakta tentang mata.
Mata adalah sistem pencitra yang dimiliki oleh manusia. Cahaya yang di pantulkan (atau dipancarkan) oleh sebuah benda ditangkap oleh mata melalui suatu sistem biokamera dengan satu lensa. Di belakang lensa mata akan terjadi bayangan terbalik karena sifat optik dari lensa. Selanjutnya bayangan ini diubah menjadi sinyal-sinyal biolistrik oleh retina untuk disampaikan ke otak. Akhirnya orang mendapatkan kesan melihat benda tersebut setelah otak menangkap dan mengolah sinyal-sinyal tersebut.

Bagian – Bagian Mata


Dari gambar diatas dapat kita lihat beberapa bagian mata, antara lain: Sklera, konjungtiva, kornea, koroid, badan siliaris, retina, fovea, bintik buta, iris (selaput pelangi), pupil, lensa mata, ligamen suspensor, saraf optik, dan otot mata.

Sklera
Sklera merupakan lapisan pembungkus bola mata yang tersusun atas jaringan ikat kuat berwarna putih buram dan tidak tembus cahaya. yang berfungsi melindungi dan mempertahankan bentuk bola mata. 


Konjungtiva 

Konjungtiva merupakan selaput mukosa yang tersusun atas epitel tipis yang membatasi bagian dalam kelopak mata dan bagian depan sklera. Konjungtiva juga menyusun epitel kornea. Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis.Air mata mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam mata.



Kornea
Kornea merupakan lapisan transparan yang memungkinkan cahaya masuk ke dalam mata.

berfungsi membelokkan (membiaskan) cahaya untuk membantu pemfokusan (pemusatan) cahaya ke retina.


Koroid
Koroid merupakan lapisan sel-sel berpigmen hitam yang terletak di belakang retina. Lapisan ini berisi banyak kapiler darah yang memberi nutrisi dan oksigen, terutama untuk retina.
berfungsi mencegah pantulan (refleksi) cahaya di bagian dalam bola mata retina dengan cara menyerap semua cahaya yang masuk ke mata.

  
Retina

Retina merupakan lapisan terdalam penyusun bola mata yang tersusun atas sel-sel saraf serta sel-sel fotoreseptor. yang berfungsi mendeteksi ada tidaknya cahaya. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak. Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta.
 
Bintik Buta
Bintik buta merupakan bagian kecil pada retina tempat serabut-serabut saraf bertemu menjadi saraf optik. Bagian ini tidak memiliki sel-sel batang dan sel-sel kerucut sehingga tidak peka terhadap cahaya

Iris/Selaput Pelangi
Iris nerupakan jaringan berbentuk cakram melingkar yang terdapat persis di depan lensa. Jaringan ini tersusun atas serabut otot sirkuler dan radial. Di bagian ini terdapat pigmen yang mengatur warna mata. iris berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan mengatur ukuran pupil.

Pupil
Pupil merupakan lubang di tengah-tengah iris yang memungkinkan cahaya masuk ke mata.
yang berfungsi tempat cahaya masuk ke mata.

Lensa Mata
Lensa mata merupakan semacam struktur yang transparan, elastis dan berbentuk bikonkaf.
yang berfungsi mengatur cahaya untuk membentuk bayangan, dan juga membatasi rongga mata menjadi dua bagian  terpisah yang masing-masing berisi cairan bening (aqueous humour) dan bahan transparan seperti jeli (vitreous humour).


Saraf Optik
Saraf optic merupakan sekumpulan serabut saraf sensori yang meninggalkan bagian belakang mata.  yang berfungsi membawa rangsang dari retina menuju otak untuk diterjemahkan.

Otot Mata
Otot mata merupakan otot yang berada di sekeliling bola mata. otot mata ini yang menggerakkan bola mata. Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera. Empat di antaranya disebut otot rektus (rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, dan rektus internal). Otot rektus berfungsi menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah. Dua lainnya adalah otot obliq atas (superior) dan otot obliq bawah (inferior).


Badan Siliaris

Badan siliaris merupakan otot-otot melingkar dan menjari yang membentuk suatu cincin di sekeliling lensa pada bagian depan mata, dan biasanya melekat pada lensa melalui ligamen suspensor. berfungsi  mengatur cembung-pipihnya lensa untuk menyesuaikan pemusatan/pemfokusan cahaya.
Fovea
Fovea merupakan bagian terkecil pada bagian tengah retina yang tersusun atas sel-sel kerucut. berfungsi memberikan ketajaman pengelihatan yang tinggi.


Ligamen Suspensor
Merupakan ligamen kuat yang menghubungkan otot-otot siliaris dengan lensa. yang berfungsi merubah bentuk lensa dengan kontraksi dan relaksasi otot-otot siliaris.

 
Mata sebagai fotoreseptor
Sel-sel fotoreseptor di dalam mata terdiri atas dua jenis, yaitu sel-sel batang dan sel-sel kerucut. Pada manusia, terdapat sekitar 7 juta sel kerucut dan kurang lebih 125 juta sel batang untuk setiap mata.
Sel-sel batang merupakan sel-sel yang sangat peka terhadap cahaya dengan intensitas rendah. Sel-sel batang berperan dalam proses penglihatan di malam hari atau tempat-tempat gelap untuk menghasilkan ketajaman pengelihatan yang rendah. Sayangnya, sel-sel batang tidak mampu mendeteksi warna. Sel-sel ini tersebar di seluruh retina, kecuali di fovea.
Di dalam sel-sel batang terdapat pigmen fotosensitif rodopsin (warna merah muda atau ungu). Rodopsin hanya 1 jenis, sehingga hanya ada 1 jenis sel batang. Jika rodopsin terpapar atau menyerap cahaya, rodopsin akan terurai menjadi opsin dan retinal. Sebaliknya, jika tidak ada cahaya atau gelap, rodopsin akan terbentuk kembali.

Perlu diketahui bahwa penguraian rodopsin menjadi opsin dan retinal jauh lebih cepat ketimbang pembentukannya kembali. Pada saat rodopsin “menghilang”, sel-sel kerucutlah yang digunakan untuk proses melihat. Dalam keadaan gelap total, butuh sekitar 30 menit untuk membentuk kembali rodopsin sehingga kita dapat melihat. Itulah sebabnya kita tidak dapat langsung melihat dengan jelas ketika beralih dari tempat terang ke tempat yang sangat gelap.

Berbeda dengan sel-sel batang, sel-sel kerucut peka terhadap intensitas cahaya yang tinggi dan perbedaan panjang gelombang sehingga berperan dalam proses penglihatan di siang hari atau di tempat-tempat terang. Sel-sel kerucut menghasilka  penglihatan dengan ketajaman yang tinggi. Sel kerucut hanya terdapat di fovea.

Di dalam sel-sel kerucut terdapat pigmen fotosensitif iodopsin. Berdasarkan bentuknya, iodopsin dibagi 3. Masing-masing peka terhadap panjang gelombang cahaya yang berbeda. Ketiga jenis iodopsin tersebut peka terhadap warna merah, miru dan hijau. Karena itu maka sel-sel kerucut mampu mendeteksi warna.

Berdasarkan iodopsin yang dikandungnya, sel-sel kerucut terbagi atas tiga jenis, yaitu sel kerucut biru, sel kerucut hijau, dan sel kerucut merah. Nama-nama tersebut berdasarkan warna cahaya yang diserap oleh sel-sel kerucut. Warna yang dilihat mata bergantung pada kandungan spektral (komposisi panjang gelombang), misalnya cahaya dengan kandungan spektral tinggi pada daerah 700 nm akan menunjukkan warna merah. Jika semua gelombang dalam daerah cahaya tampak memiliki energi seragam, maka akan terlihat warna putih.

Mekanisme Proses Melihat
Cahaya yang masuk pertama-tama akan melewati selaput kornea sebagai lapisan terluar dari mata. Selanjutnya cahaya akan diteruskan ke dalam rongga mata oleh pupil. Pupil adalah lubang di tengah bola mata yang dibentuk oleh iris. Fungsi iris sama seperti diafragma pada kamera, yaitu untuk mengatur banyak dan sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam rongga mata. Saat cahaya tersedia banyak, maka iris akan membuat pupil mengecil agar cahaya yang masuk tidak berlebih. Sementara saat cahaya yang tersedia sedikit, maka iris akan membuat pupil melebar sehingga cahaya yang masuk akan semakin banyak.
Setelah melalui pupil, cahaya akan menuju lensa mata yang menjadikan bayangan benda menjadi nyata, tegak dan diperkecil. Selanjutnya bayangan benda akan jatuh pada retina tepat di bintik kuning. Bayangan benda kemudian akan diteruskan ke pusat saraf (otak) dan di otak, bayangan benda dikembalikan ke bentuk semula, sehingga kita mendapat kesan melihat. Sebaliknya, bayangan suatu benda akan tidak nampak, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina.


Kelainan – kelainan pada mata

Miopi
Miopi atau rabun jauh merupakan kelainan yang disebabkan karena bola mata terlalu panjang atau kornea terlalu bulat, sehingga benda/objek yang jaraknya jauh akan jatuh/difokuskan ke depan retina. Untuk dapat melihat secara normal, penderita miopi membutuhkan kacamata berlensa cekung (negatif). Lensa cekung menyebarkan cahaya agar bayangan bisa terfokus tepat di retina.
 
Hipermetropi
Hipermetropi atau disebut juga rabun dekat, merupakan kebalikan dari miopi. Kelainan ini disebabkan karena bola mata terlalu pendek/kecil atau lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan benda jatuh di belakang retina. Untuk dapat melihat secara normal, penderita hipermetropi membutuhkan kacamata berlensa cembung (positif). Lensa cembung mempersempit berkas cahaya sehingga bayangan benda yang dekat jatuh tepat pada retina.

Presbiopi
Presbiopi atau disebut juga mata tua, terjadi seiring dengan proses penuaan. Pada umumnya kelainan ini terjadi pada orang-orang yang berusia di atas 45 tahun. Karena faktor usia, elastisitas lensa mata semakin berkurang sehingga menjadi cukup kaku dan daya akomodasinya pun berkurang. Untuk menolong penderita, bisa digunakan kacamata berlensa rangkap (bifokal) yang terdiri atas lensa negatif dan lensa positif.

Astigmatis
Astigmatis merupakan kelainan yang terjadi karena kornea mata memiliki kecembungan yang tidak merata sehingga berkas cahaya yang masuk ke mata tidak merata pembiasannya. Penderita astigmatis daat dibantu dengan kacamata berlensa silindris (memiliki beberapa fokus), yaitu kacamata yang diasah secara khusus sehingga dapat mengimbangi ketidakmerataan itu.

Katarak
Katarak adalah kelainan pada mata yang diakibatkan karena adanya pengapuran pada lensa mata. Katarak hanya bisa dihilangkan dengan jalan operasi.

Buta Warna
Buta warna diyakini berhubungan dengan kurangnya sel-sel kerucut tertentu pada retina, misalnya buta warna merah dan hijau yang disebabkan karena tidak adanya sel-sel kerucut merah dan hijau pada retina.

Rabun Senja
Rabun senja merupakan kelainan pada mata yang disebabkan karena kurangnya pigmen rodopsin yang berguna untuk pengelihatan pada saat cahaya redup. Hal ini disebabkan karena kurangnya asupan vitamin A yang merupakan bagian dari pigmen rodopsin.

Glaukoma
Glaukoma adalah munculnya lingkaran hijau pada iris karena tekanan di dalam mata meningkat. Penyakit ini hanya dapat disembuhkan dengan operasi.



Sumber : bethsaida hospital

Tidak ada komentar:

Posting Komentar