Selasa, 29 Oktober 2013

Penyembuhan Radang Urat Saraf Menggunakan Alat Fisioterapi

Penyembuhan Radang Urat Saraf Menggunakan Alat Fisioterapi 

Dalam hal radang urat saraf terjadilah perubahan satu atau beberapa saraf sebagai akibat kerusakan mekanis, gangguan pertumbuhan atau akibat keracunan. Kalau hanya satu saraf yang terganggu, maka kita menamainya radang urat saraf tunggal; tetapi kalau beberapa saraf yang rusak, maka kita menyebutnya radang urat saraf berganda.''
Dalam hal lain kulit menjadi kering dan pucat. Di bawah ini diterangkan berbagai jenis penyakit saraf.''
A. Kerusakan saraf secara mekanis (Mechanical damage to nerve).
Inilah akibat dari cidera terkena tusukan, terjepit atau patah tulang. boleh juga terjadi karena tekanan yang terus-menerus pada jaringan saraf, seperti dalam kasus seorang yang tertidur diatas sebuah kursi dengan lengannya di belakang punggung. Pasien dapat meperhatikan perubahan fungsi saraf sewaktu kaki atau lengannya "tertidur lelap" karena lama tertekan.''
B. Gangguan Metabolisme Jaringan Saraf (Metabolic disorders Neural     Networks).
Biasanya dalam hal ini banyak saraf yang terganggu, itulah sebabnya di sebut sakit sarag berganda. Ini terjadi apabila pasien kekurangan zat thiamine (vitamin B1) yang menimbulkan penyakit beri-beri, suka gugup dan mabuk atau ketagihan minum alkohol. Tenaganya banyak tergantung pada jumlah kalori yang ada dalam alkohol, dan dia tidak memakan makanan yang mengandung thiamine yagn cukup. Penyakit gangguan sistem saraf seperti penyakit gula dapat juga menyebabkan penyakit saraf berganda.''
C. Saraf Terganggu Oleh Racun  (Bothered by the nerve toxin).
Dalam hal ini kita golongkan keracunan karena penyakit difteri yagn menimbulkan penyakit saraf akibat dari pengrusakan saraf oleh racun yang dihasilkan kuman itu. Lagipula banyak bahan kimia yang merusak jeringan saraf, seperti alkohol, zat arang tetrakhlorida, benzine, timah, arsen, air raksa dan bismut. Orang yagn banyak bersentuhan dengan bahan-bahan ini akan mendapat gejala penyakit saraf berganda dengan mudah.''

Gejala
Gejala-gejalanya berkaitan dengan berbagai jenis serat saraf (radang) yang rusak. Dalam kasus yang biasa, gejala-gejala akan timbul kalau serat saraf pengindera mengalami kerusakan (radang), seperti rasa nyeri yang menusuk, panas dan gatal, ditusuk-tusuk jarum dan lumpuh. Kerusakan serat saraf penggerak dapat melemahkan otot yang lama kelamaan menjadi lumpuh total dan mengecil. Kerusakanserat saraf otonom dapat menambah kehangatan / pemanasan kulit di bagian itu atau dinamakan terafi panas.

Penyembuhan
Cara pengobatanya ialah menghilangkan penyebab kerusakan saraf itu. Kalau penyakit saraf itu masih ringan, kesembuhan akan segera diperoleh dengan menghilangkan penyebabnya. Dalam setiap kasus yang berat, fungsi saraf yang normal tidak dapat dipulihkan lagi dengan sempurna. Dibawah ini di jelaskan terafi untuk penyembuhan saraf-saraf yang rusak menggunakan alat fisioterafi (Rehabilitasi Medik).
Rehabilitasi Medik merupakan layanan kesehatan terhadap gangguan fisik dan fungsional yang diakibatkan oleh keadaan atau kondisi sakit, penyakit atau cedera melalui panduan intervensi medik, keterapian fisik dan atau rehabilitatif untuk mencapai kemampuan fungsi yang optimal.
Alat-Alat Fisioterapi (Rehabilitasi Medik) : 
 1.    SHORTWAVE DIATHERMY (SWD)
Terapi panas penentrasi dalam dengan menggunakan gelombang elektromagnetik frekuensi 27,12 MHz, panjang gelombang 11 m. Tujuan Pemberian SWD Memperlancar peredaran darah, mengurangi rasa sakit, mengurangi spasme otot, membantu meningkatkan kelenturan jaringan lunak, mempercepat penyembuhan radang.

Penempatan/susunan elektroda
•  Kontraplanar ; paling baik, penentrasi panas kejaringan lebih dalam, dipermukaan berlawanan dengan bagian terapi. 
•  Koplanar : elektroda berdampingan disisi sama dgn jarak elektroda adequat, pemanasan superficial, jarak antara ke2 elektroda >> lebar drpd elektroda 
•  Cross fire treatment ; ½ terapi diberikan dgn elektroda 1 posisi, ½ terapi diberikan elektroda posisi lain, pemanasan jaringan dlm seperti untuk organ pelvis 
•  Monoplanar : elektroda aktif diatas satu lesi, bila yang dituju local & dangkal 

Indikasi SW

Kondisi peradangan dan kondisi sehabis trauma (trauma pd musculoskeletal), adanya keluhan nyeri pd sistem musculoskeletal (kodisi ketegangan, pemendekan, perlengketan otot jaringan lunak), persiapan suatu latihan/senam (untuk gangguan pada sistem peredarah darah).



Kontraindikasi SWD
Keganasan, kehamilan, kecendrungan terjadinya pendarahan, gangguan sensibilitas, adanya logam di dalam tubuh, lokasi yang terserang penyakit pembuluh darah arteri. 

Teknik aplikasi SWD
Pre pemanasan alat 5-10 menit, jarak antara elektroda dengan pasien 5-10 cm/1 jengkal, durasi 15-30 menit, intensitas sesuai dengan aktualitas patologi, posisikan pasien senyaman mungkin, terbebas dari pakaian dan logam, tes sensibilitas, pasang elektroda, pasien tidak boleh bergerak, intensitas dipertahankan sesuai dgn toleransi pasien.


2.    MICROWAVE DIATHERMY (MWD)
Suatu aplikasi terapeutik dengan menggunakan gelombang mikro dlm bentuk radiasi elektromagnetik yg akan dikonversi dalam bentuk dengan frekuansi 2456 MHz dan 915 MHz dengan panjang gelombang 12,25 arus yang dipakai adalah arus rumah 50 HZ, penentrasi hanya 3 cm, efektif pada otot.


Indikasi MWD 
Kontraindikasi MWD 
Frekuensi Pulsa
KontraIndikasi TENS
Prosedur TENS


Selektif pemanasan otot (jaringan kolagen), spasme otot (efektif untuk sendi Inter Phalangeal, Metacarpal Phalangeal dan pergelangan tangan, Rheumathoid Arthritis dan Osteoarthrosis), kelainan saraf perifer (neuralgia neuritis).

Adanya logam, gangguan pembuluh darah, pakaian yang menyerap keringat, jaringan yang banyak cairan, gangguan sensibilitas, neuropathi (timbul gangguan sensibilitas dan diabetes melitus), infeksi akut, transqualizer (alat pada pasien dengan gangguan kesadaran), sesudah rontgen (konsentrasi EM berkelebihan), kehamilan, saat menstruasi. Efek fisiologis yang ditimbulkan dari pemberian MWD, Terjadinya perubahan panas ; yang sifatnya lokal jaringan yang meningkatkan metabolisme jaringan lokal, meningkatkan vasomotion sehingga timbul homeostatik lokal yang akhirnya menimbulkan vasodilatasi. Perubahan panas secara general yang menaikkan temperatur pada daerah lokal.

Teknik Aplikasi MWD
Persiapan alat, tes alat, pre pemanasan 5-10 menit, jarak <10cm dari kulit • persiapan pasien : bebaskan dari pakaian dan logam, posisikan pasien senyaman mungkin, tes sensibilitas, jarak 5-10 cm, durasi 20-30 menit. alat 2456MHz, frekuensi terapi 3-5 x/minggu, intensitas 50-100 watt (toleransi pasien), dosis intensitas ditentukan oleh aktualitas patologi (aktualitas rendah : thermal, aktualitas sedang : subthermal, aktualitas tinggi : a thermal)


 3.    ULTRASOUND (US)
Mengurangi ketegangan otot, mengurangi rasa nyeri, memacu proses penyembuhan collagen jaringan (dipilih untuk jaringan kedalaman < dari 5 cm) Penentrasi terdalam dlm setiap media:

•  Tulang : penentrasi 7 mm pada frekuensi 1 MHz
•  kulit : penentrasi 36 mm pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 12 mm
•  tendon : penentrasi 21 mm pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 7 mm
•  Otot : penentrasi 30 mm pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 7 mm
•  Lemak : penentrasi 165 mm pada frekuensi 1 MHz, pd 3 MHz 55 mm
•  3 MHz penentrasi : 1/3 dari frek 1 MHz
•  intensitas terapi : kontinu. intensitas rendah <0,3 W/cm², intensitas sedang 0,3-1,2 W/cm², intensitas kuat 1,2-3W/cm². untuk efek terapeutik 0,7-3 MHZ.
•  Frekuensi : untuk kasus pada kondisi subakut à waktu 3 menit, pengulangan 1x1hari, sehari 10x. Untuk kasus pada kondisi kronik à waktu 5-10 menit, pengulangan 1x1 hari atau 1x2 hari, sehari 12-18x.

Metode US
•  Kontak langsung : paling banyak digunakan ; perlu adanya media coupling (Gel, water oil, pasta analgetik, water).
•  Syarat media coupling à harus steril, tidak terlalu cair, tidak terlalu mudah diserap tubuh, tidak menimbulkan flek/pekat.
•  Kontak tidak langsung : sub aqual (dalam air) à di dalam air, hal ini dilakukan bila regio yang akan diterapi areanya kecil dan tidak rata permukaannya (trigger finger, Rheumathoid Arthtritis jari-jari. water pillow à kantong plastik/karet mengandung air, kontak dipermukaan tubuh tidak rata; medium antara sisi kantong – kulit, sisi kantong – tranduser.

Teknik Aplikasi US
•  Sebelum terapi : lakukan assesment, tes sensibilitas, lokalisasi daerah terapi, tentukan metode (langsung/tidak langsung), beri penjelasan kepada pasien : “ bapak/ibu saya akan memberikan terapi Ultrasound nanti rasanya seperti dipijat dan sedikit hangat gunanya untuk memperbaiki jaringan yg rusak sehingga akan mengurangi nyeri”
•  Persiapan alat
•  Persiapan pasien Penatalaksanaan US
•  Berikan gel pada daerah yang akan diterapi
•  Ratakan gel dgn tranduser, nyalakan alat
•  Timer ditentukan dari = luas area dibagi dengan luas ERA
•  Intensitas ditentukan oleh aktifitas patologi : aktivitas tinggi : dosis rendah (1-1,5 W/cm²), aktivitas sedang : dosis sedang (1,5-2 W/cm²), aktivitas rendah : dosis tinggi (2-3 W/cm²)
• Intensitas/durasi : pada kondisi akut à intermiten ; pada kondisi kronik à continous
•  Ultrasound dengan air (untuk kasus sendi kecil dan permukaan tidak rata), penerapannya : Tidak langsung bersentuhan dengan air, jaraknya 1,5-2,5 cm
•  Untuk tranduser 1 MHz : penentrasi lebih dalam, tapi area konvergen 3x lebih kecil.
    
Untuk tranduser 3 MHz : penentrasi lebih kecil tapiarea konvergen 3x lebih besar. Efek US

a.   Mekanis : menimbulkan efek micromassage -> dilatasi -> inflamasi
b. Thermal : menimbulkan efek panas tranduser lebih kecil dimana  panas ringan sampai 5 cm (deep) dan lebih dominan pada continue.
c.  Piezoelectric : perubahan muatan membran sehingga terjadi proses  kimiawi di jaringan di sekitarnya
d.  Biologis : menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah à meningkatkan sirkulasi darah -> meningkatkan permeabilitas dan regenerasi jaringan à menimbulkan rileksasi otot sehingga akan mengurangi nyeri. 

  4.    Transcutaneus Electrical nerve stimulation (TENS)

Pengertian TENS
a.  Transcutaneus Electrical nerve stimulation (TENS) merupakan suatu cara penggunaan energi listrik guna merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit dan terbukti efektif untuk merangsang berbagai tipe nyeri
b.   Pada TENS mempunyai bentuk pulsa : Monophasic mempunyai bentuk gelombang rectanguler, trianguler dan gelombang separuh sinus searah; biphasic bentuk pulsa rectanguler biphasic simetris dan sinusoidal biphasic simetris; pola polyphasic ada rangkaian gelombang sinus dan bentuk interferensi atau campuran.
c.   Pulsa monophasic selalu mengakibatkan pengumpulan muatan listrik pulsa dalam jaringan sehingga akan terjadi reaksi elektrokimia dalam jaringan yang ditandai dengan rasa panas dan nyeri apabila penggunaan intensitas dan durasi terlalu tinggi. 

Tujuan pemberian TENS
Memeilhara fisiologis otot dan mencegah atrofi otot, re-edukasi fungsi otot, modulasi nyeri tingkat sensorik, spinal dan supraspinal, menambah Range Of Motion (ROM)/mengulur tendon, memperlancar peredaran darah dan memperlancar resorbsi oedema

•  Frekuensi pulsa dapat berkisar 1 – 200 pulsa detik.
• Frekuensi pulsa tinggi > 100 pulsa/detik menimbulkan respon kontraksi tetanik dan sensibilitas getaran sehingga otot cepat lelah
Frekuensi pulsa tinggi > 100 pulsa/detik menimbulkan respon kontraksi tetanik dan sensibilitas getaran sehingga otot cepat lelah
Arus listrik frekuensi rendah cenderung bersifat iritatif terhadap jaringan kulit sehingga dirasakan nyeri apabila intensitas tinggi. Arus listrik frekuensi menengah bersifat lebih konduktif untuk stimulasi elektris karena tidak menimbulkan tahanan kulit atau tidak bersifat iritatif dan mempunyai penetrasi yang lebih dalam

Penempatan Elektroda
Di sekitar lokasi nyeri : Cara ini paling mudah dan paling sering digunakan, sebab metode ini dapat langsung diterapkan pada daerah nyeri tanpa memperhatikan karakter dan letak yang paling optimal dalam hubungannya dengan jaringan penyebab nyeri
• Dermatome :Penempatan pada area dermatome yang terlibat, Penempatan pada lokasi spesifik dalam area dermatome, Penempatan pada dua tempat yaitu di anterior dan di posterior dari suatu area dermatome tertentu
•  Area trigger point dan motor point

Indikasi TENS
Kondisi LMNL(Lower Motor Neuron Lesion) baru yang masih disertai keluhan nyeri, kondisi sehabis trauma/operasi urat saraf yang konduktifitasnya belum membaik, kondisi LMNL kronik yg sdh terjadi partial/total dan enervated muscle, kondisi pasca operasi tendon transverse, kondisi keluhan nyeri pada otot, sebagai irritation/awal dari suatu latihan, kondisi peradangan sendi (Osteoarthrosis, Rheumathoid Arthritis dan Tennis elbow), kondisi pembengkakan setempat yang belum 10 hari.


Sehabis operasi tendon transverse sebelum 3 minggu, adanya ruptur tendon/otot sebelum terjadi penyambungan, kondisi peradangan akut/penderita dlm keadaan panas.


•  Tingkat analgesia-sensoris : frekuensi 50-150 Hz, durasi pulsa <200 (60-100) mikrodetik
•  Tingkat analgesia untuk rasa nyeri : frekuensi 150 Hz, durasi pulsa >150 mikrodetik

Persiapan Pasien
Sehabis operasi tendon transverse sebelum 3 minggu, adanya ruptur tendon/otot sebelum terjadi penyambungan, kondisi peradangan akut/penderita dlm keadaan panas.
  



1 komentar:

  1. The King Casino - Atlantic City, NJ | Jancasino
    Come on in the communitykhabar King Casino for septcasino.com fun, no wagering requirements, delicious dining, and enjoyable casino gaming all at ventureberg.com/ the heart of poormansguidetocasinogambling.com Atlantic https://jancasino.com/review/merit-casino/ City.

    BalasHapus